Minggu, 31 Juli 2022

Melatih Berkompetisi

 Latihan berkompetisi bagi anak kita adalah saat lomba Agustusan yang setiap tahun selalu diadakan di tiap RT/RW di kampung kita.

Balap Karung, Topi Pancing, Bendera race, makan kerupuk, mencari koin dll merupakan sarana kompetisi yang dilombakan oleh panitia Agustusan. Saat kanak kanak itulah kita dilatih untuk mengasah diri pada tiap tiap lomba, memetakan siapa lawan kompetisi kita, bagaimana bisa menang dan mendapat hadiah yang akan dibagi saat Tasyakuran Kemerdekaan.

Disamping mendapatkan pengalaman perlombaan dan meraih kemenangan ada satu lagi hal yang sangat baik didapat oleh anak anak kita, yaitu pengalaman menjadi Kalah dalam berkompetisi.

Pengalaman KALAH bisa dibilang sebagai pengalaman yang paling berharga dan lebih berharga dari pengalaman MENANG itu sendiri. Karena pengalaman kalah akan menjadikan kita lebih kuat, semangat bangkit, mengasah diri lebih baik lagi dan punya jiwa legowo yang tinggi terhadap pemenang.

Anak yang tidak mempunyai dan takut pengalaman KALAH dalam dirinya akan mudah putus asa, cengeng dan selalu mengekor karena ketakutan akan kalah bila berkompetisi.

Anak yang siap kalah akan mempunyai jiwa berkolaburasi, dimana dia akan merubah sebuah kompetisi menjadi kolaborasi, dan itu adalah kunci keberhasilan dia kelak saat mengarungi kehidupan nyata di luar sekolah.

Kompetisi berkolaburasi....















Senin, 11 Juli 2022

Siapa kitaaa ? makannn....makannn...makannnn

 







Menua bersama

 Bertetangga sejak 1999 atau 23 tahun membuat kita semakin kompak untuk membentuk lingkungan rumah dan lingkungan kita, bisa nyaman di usia senja atau usia pensiun.

Rata rata bapak bapak akan menginjak pensiun 5 tahun lagi, sudah banyak yang mantu dan nggendong cucu. Lima tahun lagi saat semua sudah pensiun maka bertetangga kita akan semakin nyaman secara jasmani maupun rohani. Bersepeda, berternak lele, berkebun, ngopi dan masak masak diselingi berlibur bersama.

....Menua bersama tetangga kita.














Minggu, 10 Juli 2022

Prosesi Penyembelihan Qurban sebagai Syiar Utama Hari Raya Iedul Adha


Nabi Muhammad SAW melakukan Qurban pada waktu Haji Wada di Mina setelah shalat Idul Adha. Beliau menyembelih 100 ekor unta, 70 ekor disembelih dengan tangannya sendiri dan 30 ekor disembelih oleh Sayyidina Ali Ra. QS. al-Hajj/22:36.

Di sinilah berakhir sejarah qurban dengan sangat indah, sempurna, dan membumi di seluruh jagat semesta dijaga dengan sangat sempurna oleh generasi Sahabat, Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in sampai pada generasi muta-akhkhirin.

Menyadari aspek sangat penting dalam prosesi pelaksanaan ibadah qurban, adalah sifat dan kapasitasnya sebagai Syiar Utama Hari Raya Idul Adha. Mereka mampu mewujudkan sabda Baginda Rasul.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tiada satu amal pun yang dilakukan seorang anak manusia pada Yaumun-Nahr (hari raya qurban) yang lebih dicintai oleh Allah selain menumpahkan /mengalirkan darah (hewan qurban yang disembelih). Maka berbahagialah kamu karenanya” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al-Hakim dengan sanad yang shahih).

Aspek syiar paling utama dari ibadah qurban yang dimaksud itu adalah pada “ Prosesi Penyembelihannya” , dan bukan pada pendistribusiannya atau yang lainnya.

Maka untuk menguatkan makna tersebut, Baginda Rasul sampai sengaja memilih ungkapan bahasa yang sangat vulgar untuk membahasakan Qurban sebagai amal ibadah yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala di Hari Raya Idul Adha, yakni mengungkapkannya dengan kata-kata “ihraqid dam/iraqatid dam”, yang berarti menumpahkan/mengalirkan darah (hewan qurban yang disembelih).

Di perjalanan waktu 5 tahun terakhir prosesi Penyembelihan Qurban sudah tidak menarik lagi untuk di tonton, disamping faktor pandemic di tahun 2020-2021 juga pengEksklusivitasan Panitia Qurban yang mulai alay alay bak sinetron. Sudah banyak masjid masjid melakukan prosesi penyembelihan dengan sangat protektif sehingga warga dihalangi untuk menonton prosesi penyembelihan Qurban – Pagar Masjid Ditutupi terpal muter seluruhnya seolah olah Panitianya malu untuk dilihat, Pagar masjid ditutup rapat dijaga petugas keamanan bahkan di halangi pakai truk tangka air biar orang tidak bisa masuk…hanya yang punya keplek dan yang sering ke Masjid yang bisa masuk....qiqiqiqi.

Eksklusivitas mematikan roh prosesi Qurban sebagai Syiar utama di hari raya Iedul Qurban.

……Prosesi Sembelih Qurban sudah tidak menarik lagi. 

Iedhul Adha 2022







Senin, 10 Januari 2022

Pikiran Negatif merusak hidup positif

SPONTANITAS...!!!
ya...jalan jalan kemarin itu tercipta dari spontanitas..mak mbedundug ada ide refreshing ngadem ke Batu Malang.
Spontanitas itu keluar saat kita selesai kerja bakti sabtu pagi- saat Ngumpul sarapan di pos ronda sehabis kerja bakti.
Ajakan Spontanitas itu datang dari si Benu yang mengundang dan memfasilitasi acara untuk bapak bapak RT 07 RW 07 tanpa ada pilih pilih atau membatasi siapa yang diajak dan siapa yang tidak diajak.
Seng mau ikut ayooo...
Pada saat itu syaratnya hanya - Tidak Boleh Jaim selama jalan jalan, Semua harus Renang, Happy, dan harus loss gak oleh mikir lainnya.
Bila acara spontanitas ini menimbulkan kegaduhan, kesan negatif dan ketidaknyamanan bagi yang tidak ikut..-  Si Benu mohon dimaafkan. hehehehe.
Mungkin benar kata sebagian orang bahwa  Pikiran positif berasal dari bacaan yang kita baca, semakin kita suka membaca maka akan semakin memperkaya literasi kita, literasi kita kaya bisa menciptakan pola pikir yang sehat, pola pikir yang sehat menghasilkan pikiran dan tingkah laku yang positif.
" Bobotmu tidak ditentukan oleh ukuran tubuh tapi dari berapa banyak buku yang kamu baca "

" Pikiran positif lahir dari individu positif, begitu pula sebaliknya - pikiran negatif datang dari individu negatif"